WARTALIKA.id – Bekerja sebagai tukang sampah tidak menjadikan Wadek (50) berkecil hati untuk mewujudkan impiannya. Setiap hari, pria asal Indramayu ini rela bekerja keras menarik gerobak sampah di lingkungan warga RT 04/08 Kelurahan Semanan, Kecamatan Kalideres, Jakarta Barat.
Disaat memarkir gerobak sampahnya pada Jumat (14/1), Wadek pun menceritakan kisahnya ketika berada di warung kopi dengan raut senyum ramah dan mencoba menutupi rasa lelahnya itu.
Dikatakannya, tanggung jawab sebagai kepala keluarga, membuatnya terus berpikir akan melakukan pekerjaan apa. Akhirnya, dirinya memutuskan bekerja sebagai tukang sampah.
“Kalau saya enggak cari uang, keluarga saya mau dikasih makan apa. Akhirnya saya pilih jadi tukang sampah aja dilingkungan RT 04/08 Semanan. Saya angkut sampah dua atau tiga kali setiap hari. Alhamdulillah saya dapat bantuan gerobak sampah dari Kelurahan. Jadi sangat terbantu, semoga di tahun ini ada bantuan gerobak lagi,” ujar Wadek yang tinggal di Jakarta selama 20 tahun ini.
Selama menjadi tukang sampah, dirinya hanya mematok biaya sampah sebesar Rp20 ribu perbulannya setiap per rumah.
“Jadi kalau ditotal kurang lebih sekitar 200 rumah yang buang sampah sama saya. Alhamdulillah mereka masih percaya sama saya dan tiap bulan rutin bayar, dengan biaya sebesar Rp 20 ribu. Ada juga yang kasih lebih tapi itu tergantung gimana sampahnya aja,” ucapnya.
Wadek juga menjelaskan, bahwa dalam sebulan, penghasilan bersih dirinya berkisar Rp 800 ribu sampai Rp 1 juta.
“Kalau penghasilan bersih ya enggak nentu ya. Karena kan saya juga harus ngebagi saudara yang ikut membantu. Mereka ada empat orang tiap hari bantuin saya angkutin sampah ke gerobak,” katanya.
Namun dibalik upahnya tersebut, Wadek masih harus menjadi tulang punggung untuk ke-3 anaknya dan 1 cucu.
“Di sini (rumah petak) kita tinggal bareng-bareng. Makanya istri saya, Ratiah (40) selalu masak setiap hari. Habis dapat uang selalu dibelikan beras dan kebutuhan bahan pokok lainnya. Yang penting keluarga saya masih bisa makan. Saya enggak mikirin diri saya sendiri,” tuturnya.
Disisi lain, Wadek hanya berharap dan berdoa supaya anaknya punya kerjaan yang baik dan tetap. Sebab selama ini, anaknya yang kedua turut membantu mengangkut sampah.
“Saya hanya mendoakan agar kehidupan anak dan cucunya kelak nanti jauh lebih baik tidak seperti orang tuanya,” harapnya.
Sehingga kata Wadek, kehidupan keluarganya bisa jauh lebih baik dari ini ketika anak dan cucunya sukses di masa depan.
“Doa saya supaya mereka pada sukses. Biar bisa merubah nasib keluarga. Saya ikhlas di usia segini masih jadi tulang punggung, yang penting anak dan cucu saya ada yang sukses,” pungkas Wadek.