WARTALIKA.id – Memperingati 72 Tahun Taman Iskandar Muda (TIM), Perkumpulan Taman Iskandar Muda (TIM) menggelar kegiatan jalan santai silaturahim dan penyerahan penghargaan Taman Iskandar Muda (TIM) bersama tokoh dan warga Aceh serta warga sekitarnya di Jakarta International Stadium (JIS) Papango, Tanjung Priok, Jakarta Utara. Minggu (28/8/2022).

Perlu diketahui Perkumpulan Taman Iskandar Muda (TIM) didirikan pada 24 Agustus 1950 sebagai tempat berhimpunnya warga masyarakat Aceh di Jakarta, dan telah berkembang menjadi sebuah Perkumpulan Etnis yang cukup besar di Jakarta bahkan sudah berkembang di seluruh Indonesia.

Pj. Bupati Pidie, Provinsi Aceh Ir Wahyudi Adisiswanto Msi yang juga menghadiri kegiatan jalan santai silaturahim dan penyerahan penghargaan Perkumpulan Taman Iskandar Muda (TIM) kepada wartawan mengatakan, ini merupakan kesempatan yang luar biasa dimana momen bertemu dan silaturahmi masyarakat Aceh di Jakarta.

“Sebagai pejabat Pidie saya sangat terkesan dengan kata-kata kalau mau belajar Indonesia harus belajar di Aceh dan kalau mau belajar Aceh harus di Pidie,” ucap Wahyudi saat diwawancara dilokasi JIS, Jakarta Utara.

”SPACEIKLAN”
Pj. Bupati Pidie, Provinsi Aceh Ir Wahyudi Adisiswanto yang juga menghadiri kegiatan jalan santai dan penghargaan Taman Iskandar Muda (TIM)
Pj. Bupati Pidie Aceh Ir Wahyudi Adisiswanto (paling tengah) saat menghadiri jalan santai Perkumpulan Taman Iskandar Muda

Dirinya yakin dan optimis bahwa kedepan Piedie bisa memimpin Indonesia. “Saya yakin dan optimis Pidie bisa memimpin Indonesia,” katanya.

Ditanya terkait harapannya, Pj. Bupati Pidie Aceh Ir Wahyudi Adisiswanto meminta, agar masyarakat Pidie lebih optimis dan menyamakan seluruh persepsi bahwa mereka adalah orang-orang yang hebat.

“Pertama, membangun sistem pendidikan berbasis adat dan budaya, Kedua membangun sistem kesehatan berbasis adat dan budaya dan Ketiga membangun sistem pemenuhan kebutuhan pokok berbasis adat dan budaya. Nampaknya di Pidie tidak jauh berbeda dengan masyarakat Sasak (Lombok) kekuatan religinya, kemudian adatnya juga kuat, maka saya ada sedikit komitmen untuk mengembangkan dari Sasak itu ke Pidie, sebab ada kesamaan antara kontek menegakkan nilai-nilai adat dan budaya di bumi rencong,” bebernya.

Dosen Senior Politekhnik Pembangunan Pertanian Kementerian Perrtanian, Ir. Nazaruddin MM yang juga hadir menambahkan, pertanian mulai dari sektor hulu hingga hilir belum tersentuh dengan baik. Nazaruddin melihat khususnya di Pidie banyak potensi-potensi pertumbuhan.

“Maka itu saya berharap kedelai yang ada di Pidie itu bisa lebih dikembangkan lagi. Dulu kita merupakan sentral kedelai yang paling terkenal seluruh Indonesia disamping sebagian di Jawa Barat,” terang dia.

Namun, kata dia sentral itu paling utama ada di Aceh, dan jika itu kembali dibangkitkan lagi akan sangat luar biasa.