WARTALIKA.id – Berkurangnya subsidi Bahan Bakar Minyak (BBM) berdampak pada rakyat miskin, rentan miskin dan kalangan menengah dengan gaji di bawah Rp3,5 juta. Melihat situasi tersebut, sekelompok pemuda dan mahasiswa menggelar kegiatan Focus Group Discusion (FGD) bertema “Meneropong Situasi Global Perekonomian Indonesia” di Jakarta, Rabu(07/09/2022).

FGD tersebut diselenggarakan oleh Pemuda Indonesia Center (PIC), Dema PTKIN, BEM Nusantara dan BEM Perguruan Tinggi Muhammadiyah Zona 3. Hal ini tentunya akan membuat Pemerintah terus memacu kerjanya demi pemerataan kesejahteraan bagi rakyat Indonesia.

Saat ini sekitar 20,65 juta keluarga miskin dan rentan miskin akan mendapatkan bantuan sosial (bansos), plus 16 juta keluarga akan diberikan subsidi upah oleh Pemerintah melalui Kementerian Sosial (Kemensos) RI.

Don Rozano Sigit Prakoeswa, Staf Khusus Mensos RI mengatakan, kenaikan BBM adalah pilihan sulit yang sudah diambil Bapak Presiden. Apapun itu harus dilakukan, ini pilihan sulit dan berat bagi banyak pihak.

”SPACEIKLAN”

Manakala bansos bisa diserahkan kemudian bantuan langsung tunai (BLT) BBM bisa diserahkan kemudian bantuan subsidi upah bisa diberikan.

“Itu akan mengurangi atau paling tidak membuat kapasitas kemampuan daya beli masyarakat bisa terbantukan dalam kondisi yang berat seperti ini. Dan kami melakukan dengan seksama,” kata Don Rozano.

Don pun menerangkan, untuk hari ini saja sudah ada 18,8 juta data yang sudah diserahkan kepada PT Pos Indonesia (Persero). Dalam proses pengantaran bantuan tersebut.

“Update terakhir sudah sekitar 200 kota kabupaten yang sudah dijalankan oleh PT Pos dan mungkin diakhir minggu kita bisa melihat berapa juta penyaluran tersebut,” ujarnya.

Di sisi lain, Kemensos akan berbarengan menyerahkannya dengan bansos bulan September 2022. Jadi setiap penerima manfaat Kartu Sembako misalnya akan menerima Rp300 ribu plus Rp200 ribu dalam kondisi seperti ini.

“Kami berharap 500 ribu rupiah menjadi sesuatu yang sangat bermanfaat buat warga masyarakat. Kita selalu memperbaiki data, jadi penerima hari ini pun bisa untuk disanggah, bisa diusulkan pada penerima berikutnya,” tukas Don.

“Jadi kami sangat menerima usulan, entah itu lewat kabupaten kota maupun melalui situs online Kemensos RI,” tambah dia.

Kemensos pun menginginkan mereka yang menerima bantuan adalah yang benar-benar layak, yang benar-benar sesuai penerimaan bansosnya.

Sehingga bansos yang jumlahnya sudah lebih besar dari jumlah orang miskin apalagi ditambah subsidi upah. “Saya yakin bisa membantu rakyat Indonesia melewati hari-hari yang sulit ini untuk buat Indonesia lebih baik kedepannya,” katanya.

Lebih jauh, untuk 16 juta keluarga yang bakal menerima subsidi upah, sambung Don, sedang disiapkan oleh teman-teman Kemenaker. Mereka juga akan memadankan data yang ada di Kemensos. “Sehingga penerima subsidi upah bukanlah penerima PKH, kami berharap bukan juga penerima kartu sembako,” harapnya.

Sehingga semakin luas jangkauan yang bisa didapatkan terhadap 20,65 juta keluarga miskin plus 16 juta keluarga yang mendapatkan bansos dari Pemerintah dalam kondisi yang berat ini. “Kami berharap yang miskin, agak miskin, kalangan menengah dengan pendapatan di bawah Rp 3,5 juta bisa terbantukan dalam kondisi hari-hari ini,” ujarnya.

Menurut Don, sejauh ini penyaluran bantuan tersebut tidak ada kendala, kemarin Bu Menteri Sosial datang ke Brebes untuk melihat satu pasien yang berat, miskin yang dibantu. Kemudian melihat penyaluran bansos disana. “Insyaallah bisa dikendalikan, namun tetap ada beberapa hal yang harus dilakukan perbaikan pastinya,” katanya.