Suasana kericuhan di laga Arema FC vs Persebaya di Stadion Kanjuruhan pada Sabtu (1/10) malam.
WARTALIKA.id – Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) menyampaikan duka cita mendalam kepada keluarga korban atas tragedi yang terjadi usai laga Arema FC melawan Persebaya Surabaya di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang, Sabtu (1/9/2022) malam.
Beredarnya foto, video tentang situasi anak-anak ditengah lautan massa yang tak terkendali, bersama orang tua mereka, ada yang di gandeng, di gendong, dengan paparan pemukulan, kekerasan, teriakan-teriakan, perihnya asap gas air mata.
“Massa yang panik, melawan arus massa demi mencari selamat, namun ternyata peristiwa itu tidak hanya terjadi di stadion tapi juga di luar stadion untuk mencari akses menyelamatkan diri,” kata Kadivwasmonev KPAI, Jasra Putra dalam keterangan tertulisnya kepada wartalika.id, Minggu (2/10)
Jasra mengatakan, tentunya atas kejadian tersebut, akan membawa dampak kejiwaan yang berat bagi anak. Apalagi bila disertai peristiwa terpisah dengan orang tua, kehilangan orang tua, atau kehilangan saudaranya.
Untuk itu, KPAI berharap semua fokus pada pelayanan korban yang maksimal, baik yang masih hidup maupun telah meninggal.
“Lembaga layanan yang tersedia, bisa jemput bola, untuk menolong situasi anak dan keluarga, yang masih perawatan, agar segera bisa di dampingi dan direspon baik, dalam rangka mengurangi hal yang lebih buruk dihadapi anak,” ujar Jasra.
Dia juga meminta, agar panitia dapat memberikan data kepada para petugas yang merespon situasi darurat disana, agar bisa dirintis pusat informasi crisis center.
“Hal ini untuk penelusuran pencarian korban dan data keluarga, menerima laporan keluarga korban, menerima anak- anak yang mungkin terpisah dari keluarga, anak-anak yang ditinggal ortu karena meninggal,” imbuhnya.
Sepakbola adalah tontonan keluarga, untuk itu penting menghadirkan sepakbola yang ramah anak. Karena anak masuk di acara dengan sebutan supporter, tentu ada perlakuan khusus, seperti edukasi, mitigasi dan pengurangan resiko bagi orang tua yang membawa anak di stadion.
Tentu mereka tidak siap jika tiba- tiba harus berhadapan dengan gas air mata dan kekerasan. Menurut Jasra, lain dengan mereka yang biasa berdemonstrasi telah mempersiapkan diri ketika banyak gas air mata.
Bagi KPAI, saat ini mari bergerak dengan maksimal untuk para korban, sepakbola adalah keluarga, tontonan keluarga, jiwa keluarga, sehingga dalam peristiwa ini, kekeluargaan dalam sepakbola jangan hilang.
“Saatnya terpanggil sebagai keluarga sepakbola, membantu para korban dan mengurangi beban penderitaan,” jelasnya.
WARTALIKA.id - Sebuah rumah tinggal di Jalan Menvo No. 33, Tegal Alur, Kalideres, Jakarta Barat, dilalap api pada Selasa (2/9/2025)… Baca selengkapnya
WARTALIKA.id - Beredar video di medsos dan di grup sebuah video demonstrasi yang menunjukkan kekompakan warga Wonokromo dan anggota Polsek… Baca selengkapnya
WARTALIKA.id - Wujud nyata kepedulian terhadap pendidikan generasi muda di wilayah perbatasan kembali ditunjukkan oleh Satgas Pamtas RI–PNG Yonif 751/Vira… Baca selengkapnya
WARTALIKA.id - Ribuan pengemudi ojek online (ojol) di Jakarta menggelar aksi damai yang unik di kawasan Monas, hari ini. Alih-alih… Baca selengkapnya
WARTALIKA.id - Tim Pengawas Audit Kinerja Inspektorat Jenderal Angkatan Darat (Itjenad) melaksanakan kegiatan audit kinerja satuan jajaran Korem 052/Wijayakrama, bertempat… Baca selengkapnya
WARTALIKA.id - Wujud nyata bakti TNI kepada masyarakat kembali ditunjukkan oleh Babinsa Koramil 28/Pirak Timu, Kodim 0103/Aceh Utara Serda Juliandi.… Baca selengkapnya