Ketua MPR RI Ajak Generasi Muda Realisasikan Visi Pembangunan Menuju Indonesia Emas 2045
Wakil Ketua Umum FKPPI dan Ketua Dewan Pembina Depinas SOKSI serta Kepala Badan Hubungan Penegakan Hukum, Pertahanan dan Keamanan KADIN Indonesia ini menerangkan,
pilar ketiga yakni pemerataan pembangunan menjadi persoalan urgent dan krusial. Mengingat saat ini wilayah barat Indonesia menyumbang 80 persen pertumbuhan ekonomi, sedangkan wilayah timur hanya berkisar 20 persen.
Pemerintah telah mendorong pemerataan pembangunan dengan penguatan dan pemerataan infrastruktur di seluruh pelosok Indonesia. Khususnya, Indonesia Timur untuk menciptakan pemerataan pertumbuhan ekonomi. Namun pembangunan tidak boleh dikerdilkan maknanya hanya sekedar tentang infrastruktur, dengan melupakan faktor manusia dan IPTEK. Tanpa adanya pemerataan pembangunan manusia dan penguasaan IPTEK, masyarakat setempat tidak akan memperoleh dampak signifikan, bahkan justru dapat meningkatkan kesenjangan.
“Pilar keempat, pemantapan ketahanan nasional dan tata kelola tentunya membutuhkan dukungan SDM yang menguasai pengetahuan dan teknologi. Mengingat ancaman ketahanan nasional tidak hanya ancaman fisik militer dan keamanan. Demikian pula dengan tata kelola pemerintahan yang bersih dan demokratis yang hanya dapat dijalankan oleh SDM yang profesional dan berintegritas,” urai Bamsoet.
Ketua Umum Ikatan Motor Indonesia dan Ketua Umum Keluarga Besar Olahraga Tarung Derajat ini menambahkan, saat ini bangsa Indonesia telah menapakkan kaki pada fase bonus demografi. Dimana komposisi demografi akan didominasi oleh penduduk berusia produktif. Merujuk pada proyeksi Badan Pusat Statistik (BPS) dan Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, puncak bonus demografi diperkirakan tercapai pada periode tahun 2025 – 2030 dan masih akan terjadi pada saat bangsa Indonesia memasuki tahun Indonesia Emas 2045.
Pada tahun 2045, diperkirakan jumlah penduduk Indonesia mencapai 309 juta jiwa. Dari jumlah itu, diantaranya 52 persen berusia produktif, 75 persen hidup di perkotaan dan 80 persen masyarakat berpenghasilan menengah. Angka partisipasi kasar (gross enrollment ratio) perguruan tinggi SDM di Indonesia akan mencapai 60 persen. Hal ini menggambarkan bahwa fasilitas, kapasitas, aksesibilitas, serta keterlibatan masyarakat Indonesia terhadap pendidikan semakin baik, khususnya pada jenjang perguruan tinggi. Angka angkatan kerja lulusan pendidikan SMA sederajat dan perguruan tinggi akan mencapai 90 persen. Tingkat pengangguran alamiah akan terjaga pada tingkat 3 hingga 4 persen.
“Namun kembali saya ingatkan, bahwa Indonesia Emas bukanlah kondisi yang ada dengan sendirinya. Mewujudkan Indonesia emas adalah ikhtiar bersama melalui tahapan-tahapan yang berkesinambungan dan berkelanjutan. Dalam kerangka ini, saya mengajak segenap Keluarga Besar SAPMA Pemuda Pancasila untuk ambil bagian dalam merealisasikan visi pembangunan menuju tahun Indonesia Emas 2045,” pungkas Bamsoet.
Tinggalkan Balasan