WARTALIKA.id – Berdasarkan Global Nutrition Report 2016 mencatat bahwa prevalensi stunting di Indonesia berada pada peringkat 108 dari 132 negara. Dalam laporan sebelumnya, Indonesia tercatat sebagai salah satu dari 17 negara yang mengalami beban ganda gizi, baik kelebihan maupun kekurangan gizi, Maluku.

Di kawasan Asia Tenggara, prevalensi stunting di Indonesia merupakan tertinggi kedua, setelah Kamboja. Pemerintah telah menerbitkan Peraturan Presiden (Perpres) nomor 72 tahun 2021 tentang Percepatan Penurunan Stunting.

Kementerian Kesehatan mengumumkan hasil Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) pada Rapat Kerja Nasional BKKBN pada Rabu (25/1), di mana prevalensi stunting di Indonesia turun dari 24,4% di tahun 2021 menjadi 21,6% di 2022. Menurut Survei Kesehatan Indonesia (SKI) 2023 yang dirilis Kementerian Kesehatan (Kemkes), prevalensi stunting tahun 2023 sebanyak 21,5 %. Itu berarti, sekitar satu dari lima balita di Indonesia mengalami tengkes (gangguan pertumbuhan dan perkembangan anak akibat gizi buruk).

Presiden RI Joko Widodo mengatakan dalam forum tersebut, stunting bukan hanya urusan tinggi badan tetapi yang paling berbahaya adalah rendahnya kemampuan anak untuk belajar, keterbelakangan mental, dan yang ketiga munculnya penyakit-penyakit kronis. Oleh sebab itu, target di tahun 2024 harus bisa mencapai 14% sehingga diharapkan dapat mengurangi stunting di Indonesia.

”SPACEIKLAN”

Dari dasar tersebut di atas, Kepala Staf Angkatan Darat Jenderal TNI Maruli Simanjuntak memerintahkan ke seluruh jajaran Angkatan Darat agar membantu program pemerintah untuk mencegah stunting melalui pemantauan sejak dini kesehatan ibu hamil dan anak-anak berusia di bawah 5 tahun (Balita).

Setelah mendapat arahan dari Kepala Staf Angkatan Darat Jenderal, Pangdam XVI/PTM, Mayjen TNI Syafrial, memerintahkan Danrem 151/BNY Brigjen TNI Antoninho Rangel Da Silva, agar mengerahkan jajaran Kodim yang berada di bawah Korem 151/BNY untuk memberdayakan Babinsa (Bintara Pembina Desa) sebagai dinamisator dan motor penggerak “Program Bangga Kencana” bersinergi dengan BKKBN sebagai Penggerak Pelayanan KB / Keluarga Berencana, Pendampingan Ibu hamil dan pasca persalinan serta sebagai Bapak Asuh Stunting.

Atas Petunjuk dari Danrem 151/BNY kepada Dandim secara sistematis, terarah, terkonsep dan terencana, akhirnya di bawah Kepemimpinan Dandim 1507/Saumlaki, Letkol Inf Hendra Suryaningrat, telah melaksanakan pembinaan satuan secara Profesional, Efektif, Efisien, dan Modern (PEEM) guna mengoptimalkan Babinsa di jajaran Kodimnya sehingga “Output” hasil dari Binsat tersebut, yaitu dapat menerima penghargaan dari BKKBN sedangkan “Outcome” dampaknya, yaitu dapat mewujudkan seorang Babinsa Terbaik se-Provinsi Maluku.