Menteri Kelautan dan Perikanan Minta Semua Pihak Mendukung Modelling PIT PT Samudera Indo Sejahtera
WARTALIKA.id – Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono secara resmi meluncurkan modelling Penangkapan Ikan Terukur (PIT) pertama di Indonesia. Pengembangan modelling ini akan dilakukan di dua wilayah zona 3 perikanan, salah satunya di Kota Tual dan Kabupaten Maluku Tenggara. Peresmian ini ditandai dengan penandatanganan kerja sama bisnis hulu – hilir perikanan tangkap dan penangkapan ikan terukur bersama PT. Samudera Indo Sejahtera (SIS) dan kelompok nelayan di Kota Tual pada hari ini, Senin (3/6/2024).
Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 11 tahun 2023 tentang Penangkapan Ikan Terukur, bahwa Penangkapan Ikan Terukur adalah penangkapan ikan yang terkendali dan proporsional. Penangkapan Ikan Terukur (PIT) dilakukan di zona penangkapan ikan terukur, berdasarkan kuota penangkapan ikan dalam rangka menjaga kelestarian sumber daya ikan dan lingkungannya serta pemerataan pertumbuhan ekonomi nasional.
“Sampai hari ini kita belum mampu dan belum bisa berhasil ekspor produk perikanan kita ke Eropa. Salah satu yang saya dapatkan informasi kenapa itu terjadi, dia hanya menjawab cara penangkapan kalian masih barbar,” kata Trenggono, di Tual, Maluku Tenggara.
“Jadi inilah salah satu jawabannya, penangkapan terukur itu adalah untuk memberikan keyakinan kepada market di dunia juga bahwa ikan ditangkap dengan cara yang lebih manusiawi lebih baik. Dan ikan yang lebih bisa dideteksi ini dari mana, jenisnya seperti apa, peralatan tangkap seperti apa, dan lebih efisien,” sambungnya.
Di Tual merupakan salah satu titik pengembangan modeling Penangkapan Ikan Terukur di Indonesia Timur, sehingga PT. Samudera Indo Sejahtera (SIS) telah memenuhi syarat untuk melaksanakan Penangkapan Ikan Terukur secara profesional, efektif, efisien, dan modern.
Oleh sebab itu, Penangkapan Ikan Terukur diharapkan akan meningkatkan produktivitas di daerah sehingga diharapkan dapat menjadi katalisator dalam mendongkrak perekonomian Indonesia khusunya di daerah Tual. Trenggono menjelaskan, ekonomi daerah bisa didorong melalui langkah pemusatan produktivitas, di mana penangkapan hingga pengolahan hasil tangkapan akan dilakukan langsung di Tual dan Kabupaten Maluku Tenggara.
Hal ini sering dipertanyakan ke saya oleh nelayan atau pelaku industri di Pantura, “Pak kalau di Jawa butuh ikan gimana?”