Ketika Belanda berada di bawah kekuasaan Ratu Juliana, jembatan ini sempat dikenal dengan nama “Jembatan Ratu Juliana,” setelah diperbaiki oleh sang ratu. Setelah Indonesia merdeka, namanya diubah menjadi Jembatan Kota Intan, sesuai dengan nama lokasi di ujung kubu/bastion Diamond dari Kastil Batavia.

Jembatan Kota Intan merupakan jembatan gantung, mirip dengan banyak jembatan besar di Belanda, negara asal VOC. Pada abad ke-17, kapal-kapal masih bisa berlayar lebih jauh ke hulu Sungai Ciliwung dengan mengangkat bagian tengah jembatan ini. Meskipun struktur kayu aslinya telah diganti dengan baja, jembatan ini masih berdiri kokoh hingga sekarang, menjadi saksi bisu sejarah panjang Jakarta dari masa kolonial hingga kemerdekaan.

Sumber: Wikipedia