Ilustrasi
WARTALIKA.id – Sebuah gagasan revolusioner mengenai arah geopolitik Indonesia muncul dari Pulau Belitung. Guntung Sukarna, seorang pemikir muda lintas disiplin, meluncurkan artikel ilmiah berjudul “Membangun Peta Batin Geopolitik Indonesia: Menyigi Lapisan Simbol Sejarah, Intuisi Kebangsaan, dan Gerak Strategi Jiwa Nusantara.” Karya ini menantang pandangan konvensional tentang geopolitik yang seringkali hanya berkutat pada peta kekuasaan dan kalkulasi militer.
Dalam artikelnya, Guntung mengajak pembaca untuk merenungkan kembali fondasi geopolitik Indonesia melalui lensa yang lebih mendalam, yaitu “peta batin” yang bersumber dari kesadaran sejarah, intuisi tanah air, serta gerak jiwa yang telah lama menjadi denyut nadi Nusantara.
“Bangsa ini tak hanya dibangun oleh strategi, tapi oleh rasa. Bukan sekadar oleh garis batas, tetapi oleh garis makna,” tulis Guntung dalam artikelnya. Ia menekankan bahwa simbol-simbol sejarah Indonesia bukanlah sekadar artefak mati, melainkan “sandi jiwa” yang dapat membimbing arah bangsa jika dibaca dengan kejernihan batin.
Guntung juga menyoroti pentingnya intuisi kolektif masyarakat Indonesia, yang menurutnya seringkali lebih tajam dalam merespons perubahan zaman dibandingkan instrumen birokrasi. Ia menyerukan penggalian narasi budaya lisan, simbol-simbol lokal, dan kearifan leluhur sebagai sumber kebijaksanaan dalam merumuskan strategi geopolitik yang lebih arif dan membumi.
Simbol-simbol sejarah seperti Garuda Pancasila diinterpretasikan bukan hanya sebagai lambang negara, tetapi sebagai representasi kemerdekaan jiwa dan lahirnya Pancasila sebagai pedoman universal. Sementara itu, Gerakan Non-Blok dilihat sebagai manifestasi keberanian Indonesia untuk memimpin jalan dunia ketiga dan tetap relevan sebagai potensi jiwa geopolitik di tengah dinamika aliansi global.
Lebih lanjut, Guntung menyoroti wilayah laut Indonesia sebagai “sabuk maritim” alami yang vital bagi perdagangan dunia, bahkan melebihi Terusan Suez atau Panama. Baginya, posisi ini bukan sekadar kebetulan geografis, melainkan takdir Indonesia untuk menjadi poros dunia.
Konsep “titik-titik sakral geopolitik” yang menghubungkan laut dan daratan (terutama pegunungan) sebagai pusat meditasi geopolitik juga menjadi poin penting dalam artikel ini. Guntung menekankan pentingnya menjaga laut sebagai poros dunia dan memperkuat armada bukan untuk ekspansi, tetapi untuk menjaga peradaban dan lalu lintas energi bumi. Sementara itu, gunung dipandang sebagai penjaga langit jiwa tanah yang menghubungkan energi langit dengan kebijakan bumi.
Gagasan yang paling menarik adalah usulan tentang “bahasa diplomasi jiwa” dan pengiriman “duta jiwa” seperti petani, nelayan, atau guru adat ke forum internasional. Langkah ini diharapkan dapat membawa nilai-nilai kearifan lokal dan keseimbangan semesta sebagai kontribusi unik Indonesia dalam percaturan global.
Meskipun mengakui bahwa gagasannya mungkin merupakan kelanjutan dari pemikiran-pemikiran sebelumnya, Guntung berharap artikel ini dapat menjadi “pantulan kesadaran seorang anak bumi” yang mengajak bangsanya untuk membaca kembali denyut zaman dari dalam diri. Artikel ini diharapkan dapat membawa Indonesia menuju ruang dan waktu baru sebagai bangsa yang berjiwa dan beradab.
Karya Guntung Sukarna ini telah memicu diskusi dan refleksi di kalangan akademisi dan pengamat politik, menawarkan perspektif segar dalam memahami posisi dan peran Indonesia di panggung global. Gagasan tentang “peta batin” geopolitik ini dinilai sebagai kontribusi penting dalam upaya merumuskan strategi bangsa yang lebih holistik dan berakar pada kekayaan spiritual dan budaya Nusantara.
WARTALIKA.id - Ada pemandangan berbeda saat pelaksanaan apel gabungan patroli skala besar bersama Forkopimko Jakarta Barat di Lapangan Polres Metro… Baca selengkapnya
WARTALIKA.id - Setelah melalui proses advokasi dan mediasi yang difasilitasi oleh Tim Advokasi Jabar Istimewa KDM, Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI… Baca selengkapnya
WARTALIKA.id - Aksi humanis kembali ditunjukkan anggota Satuan Lalu Lintas Polres Metro Jakarta Barat saat membantu dua pengendara sepeda motor… Baca selengkapnya
WARTALIKA.id - Dalam rangka menyikapi tingginya aktivitas masyarakat pada jam sibuk pagi, yang kerap menimbulkan kemacetan dan potensi kerawanan lalu… Baca selengkapnya
WARTALIKA.id - Sebuah rumah tinggal di Jalan Menvo No. 33, Tegal Alur, Kalideres, Jakarta Barat, dilalap api pada Selasa (2/9/2025)… Baca selengkapnya
WARTALIKA.id - Beredar video di medsos dan di grup sebuah video demonstrasi yang menunjukkan kekompakan warga Wonokromo dan anggota Polsek… Baca selengkapnya