Ketum YLBH Pijar Apresiasi Polda Metro Bekuk Pelaku Pembubaran Paksa Diskusi di Kemang

WARTALIKA.id – Ketua Umum YLBH Pijar Madsanih Manong memberikan apresiasi kinerja aparat kepolisian yang telah mengamankan lima orang dan dua orang ditetapkan sebagai tersangka dalam aksi pembubaran paksa dan pengrusakan dalam seminar yang digelar di Hotel Grand Kemang, Jakarta Selatan, Sabtu (28/9/2024) kemarin.

“Polda Metro Jaya harus segera memproses secara hukum seluruh pelaku yang terlibat dalam insiden tersebut,” tegas Madsanih, Minggu (29/9/2024).

Menurutnya, siapapun yang melakukan perbuatan melawan hukum harus dijerat sesuai undang-undang hukum yang berlaku.

“Hukum tidak pandang bulu siapapun yang bertindak anarkis, jika terbukti bersalah harus ditindak,” ujar pria yang sudah malang melintang dunia politik negeri ini.

Madsanih menyebut dalam kasus ini para tersangka bisa dijerat pasal 170 Kitab Undang- Undang Hukum Pidana (KUHP) yang mengatur soal pengeroyokan dan perusakan.

“Kami mengecam tindakan brutal dari sekelompok orang pengacau tersebut. Kalau perlu aparat memberikan tindakan tegas terukur kepada para pengacau yang merusak tatanan berdemokrasi,” katanya.

Sebagai Aktivis senior, Madsanih mengajak seluruh elemen masyarakat di Tanah Air untuk menjaga stabilitas politik tetap kondusif menjelang Pilkada 2024.

“Kami mendukung penuh Pemilu damai dan menolak keras segela bentuk anarkis yang dapat mengganggu proses demokrasi termasuk Pilkada serta pelantikan presiden dan wakil presiden,” bebernya.

Dalam konteks ini, Madsanih menekankan pentingnya optimalisasi peran aparat keamanan dalam melindungi masyarakat dari segala bentuk ancaman kekerasan yang dilakukan kelompok-kelompok tertentu.

‘Diharapkan agar di masa mendatang, di bawah pemerintahan Presiden Prabowo Subianto, masalah seperti ini tidak terulang,” terang Madsanih.

Untuk diketahui, acara diskusi diaspora dihadiri oleh sejumlah tokoh dan aktivis nasional membahas tentang isu kebangsaan dan kenegaraan. Beberapa tokoh diundang sebagai narasumber diantaranya pakar hukum tata negara Refly Harun, Said Dieu, Din Syamsuddin, Rizal Fadhilah dan Soenarko.

Acara diskusi yang berlangsung Sabtu pagi, berujung ricuh setelah sekelompok orang melakukan pembubaran paksa dengan merusak panggung, menyobek backdrop dan mengancam para peserta yang hadir.