WARTALIKA.id – Suku dinas kesehatan Jakarta Barat menindaklanjuti temuan kasus balita kurus sekali/gizi buruk dilingkungan Kelurahan Tegal Alur, Kecamatan Kalideres, Jakarta Barat.

“Saat ini, balita tersebut masih dirawat di RSUD Kalideres untuk dilakukan peningkatan status gizinya dengan pemantauan pertumbuhan dan perkembangan secara intensif,” kata Plt Kasudin kesehatan Jakarta Barat Yudi Dimyati, Selasa (10/5) malam.

Yudi menyebut hasil pemeriksan di RSUD Kalideres pada tanggal 9 Mei 2022, balita tersebut didiagnosa Nutritional Marasmus/ Gizi Buruk, dengan terapi pemberian F-100 dan pemberian makanan tambahan, juga telah dilakukan pemeriksaan Radiologi dan
Konsul Spesialis Anak.

“Untuk diketahui, sejak balita dilaporkan menderita malnutrisi, sudah diberikan F-100, vitamin, mineral dan PMT oleh Puskesmas. Pembuatan cairan F-100 dibantu oleh kader Posyandu,” jelasnya.

Menurut Yudi, pada bulan April 2022 pernah juga dilakukan penimbangan dengan BB/TB 5.5 kg/78 cm.

“Kriteria status gizi adalah kurus sekali. Hasil ini dilaporkan oleh kader PKK, kader Posyandu dan kader dasawisma ke Puskesmas Tegal Alur 1 dan Kantor Kelurahan Tegal Alur,” tuturnya.

Dijelaskan Yudi, kalau Balita penderita gizi buruk itu diketahui berinisial DJ berusia 1 tahun 10 bulan, berjenis kelamin Laki-laki. Ia merupakan anak ke 5 dari 5 bersaudara pasangan suami istri bernama Maman dan Usnaya.

“Maman bekerja sebagai buruh serabutan, dan sang istri Usnaya binti Usman hanya sebagai Ibu rumah tangga. Mereka berdomisili di Jalan Lingkungan III RT 14/ RW 03 Kelurahan Tegal Alur,” bebernya.

Yudin juga mengungkapkan kondisi sosial ekonomi mereka seperti Maman yang seorang buruh, penghasilannya tidak tetap, dan Usnaya istrinya yang hanya sebagai ibu rumah tangga sangat kurang untuk memenuhi kebutuhan sehari-harinya.

“Mereka tinggal di rumah petak dengan kondisi dan kebersihan/kesehatan lingkungan yang kurang memadai sanitasinya ( tidak mempunyai sarana air bersih dan jamban sehat),” ucapnya Yudi.

Pengetahuan ibu tentang pola asuh anak juga sangat kurang. Selama ini sambung Yudi, kader setiap bulan mengunjungi rumah pasien, namun orang tua dan anak tidak ada di rumah.

“Menurut informasi, mereka sedang pergi kerumah saudaranya, dan ketika bertemu, ibu balita menolak untuk mengikuti pos timbang dengan alasan repot, sehingga anak tidak terpantau tumbuh kembangnya. Ketika balita sakit, lebih sering diobati di klinik terdekat dibanding ke Puskesmas,” jterang Yudi.

Sebagai upaya untuk mengatasi permasalahan gizi dan kesehatan balita tersebut lanjut Yudi, adalah Petugas Puskesmas bersama kader PKK, kader Posyandu dan kader dasawisma melakukan kunjungan rumah seperti Memeriksa kesehatan balita untuk mengetahui apakah ada penyakit penyerta, Mengedukasi orang tua pasien terkait pembiasaan perilaku hidup bersih dan sehat, serta penanganan kekurangan gizi anaknya.

Selain itu juga kata dia, petugas memberikan tatalaksana penanganan anak malnutrisi sesuai dengan standar prosedur anak dengan gizi kurus sekali, antara lain skrining laboratorium lengkap, skrining penyakit tuberkulosis dan kecacingan dengan hasil tidak terdiagnosa menderita TB dan kecacingan, membuat jadwal monitoring status kesehatan balita, dan Melakukan rujukan ke RSUD Kalideres untuk pemeriksaan kesehatan lebih lanjut.

Kemudian untuk mengatasi masalah sosial ekonomi mereka, Yudi menyebut telah melakukan upaya- upaya kolaboratif Kelurahan bersama Puskesmas , tokoh masyarakat (RT, RW, Kader, LMK) secara bersama-sama seperti Pemberian sembako dan popok sekali pakai kepada orangtua balita, Penggalangan dana masyarakat untuk membuat makanan tambahan yang bernutrisi untuk diberikan kepada balita setiap hari.

“Pengelolaan anggaran dan jenis menu PMT dilakukan oleh para kader PKK, Posyandu dan
dasawisma atas arahan dan monitoring petugas puskesmas. Petugas juga mengedukasi keluarga untuk mengupayakan Pola Hidup Bersih & Sehat (PHBS) dan pola asuh yang baik antara lain rutin melakukan penimbangan di posyandu/pos timbang,” ucapnya.

Yudi pun mengaku keluarga tersebut sudah masuk ke dalam Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS).

“Ibu balita tercatat penerima PKH, sedangkan dua anak yang masih sekolah menerima KJP. Sudis PPAPP melalui PLKB Kelurahan Tegal Alur dan para kader PKK juga telah melakukan pembinaan dan edukasi terkait pola asuh dan pentingnya mengikuti kegiatan penimbangan baik melalui Posyandu maupun Pos Timbang,” pungkasnya.

 

Berkomentarlah dengan baik dan bijak menggunakan facebook