WARTALIKA.id – Pembelajaran Tatap Muka (PTM) dimulai di seluruh Indonesia pada Kamis 12 Mei 2022 setelah usai liburan Hari Raya Idul Fitri 1443 H dengan mobilitas pemudik yang melibatkan jutaan orang.

“Saat PTM di mulai, kemungkinan sekolah tidak mempersiapkan secara khusus untuk antisipasi hepatitis misterius, karena tak ada petunjuk khusus juga dari KemendikbudRistek, Kemenag maupun Dinas-Dinas Pendidikan,” ujar Komisioner KPAI, Retno listyarti, dalam keterangan tertulis, Kamis (12/5).

Namun, kata Retno karena sudah terkondisi pandemi Covid-19, maka persiapan protokol kesehatan (prokes) selama ini bisa digunakan untuk antisipasi, hanya saja sekolah harus memastikan kepatuhan prokes warga sekolah selama PTM berlangsung.

“Sekolah dapat bekerjasama dengan Puskesmas terdekat dapat membantu pemerintah daerah untuk mensosialisasi pencegahan virus hepatitis akut tersebut yang utamanya menyerang saluran cerna dan saluran pernafasan,” jelasnya.

Retno berharap untuk mencegah penularan dari saluran pencernaan maka sekolah dapat menghimbau warga sekolah dan para orangtua untuk menjaga kebersihan dengan cara mencuci tangan dengan sabun, memastikan makanan atau minuman yang dikonsumsi itu matang.

Kemudian tidak menggunakan alat-alat makan bersama dengan orang lain dan menghindari kontak dari orang yang sakit agar anak-anak tetap sehat.

“Untuk mencegah penularan Hepatitis Akut melalui saluran pernafasan dengan menerapkan protokol kesehatan Covid-19 seperti memakai masker, menjaga jarak dan mengurangi mobilitas,” imbuhnya.

Disisi lain, KPAI menyebut Surat Edaran Sesjen KemendikbudRistek terkait penyelenggaran PTM, diantaranya sudah boleh membuka katin di sekolah dengan batasan pengunjung 75 persen.

“Kebijakan ini penting dievaluasi kembali karena penularan Hepatitis Akut dapat menular melalui saluran pencernaan dan saluran pernafasan,” tegas Retno.

Retno juga mengimbau sebaiknya orangtua membekali anak-anak ke sekolah dengan makanan dan minunan dari rumah, jangan jajan atau beli sembarangan. Selain itu, pemerintah juga melakukan monitoring dan evaluasi PTM saat ini,

“Jangan 100 persen lagi agar dapat melihat perkembangan kasus hepatitis misterius ini dan sebagai bentuk pencegahan,” ucap dia.

Retno meminta Pemerintah dan Pemerintah Daerah melalui Dinas-Dinas Kesehatan harus segera melakukan sosialisasi dan edukasi kepada para orangtua terkait informasi jelas tentang Hepatitis Akut.

“Memberikan upaya pencegahan seperti menjaga kebersihan lingkungan, memastikan prokes, mengenali tanda atau gejala awal penyakit ini,” tuturnya.

Selian itu lanjut Retno, perlu adanya kerja sama yang solid antara orang tua, tenaga kesehatan dan fasilitas pelayanan kesehatan agar bisa menemukan gejala Hepatitis Akut sedini mungkin agar anak segera mendapatkan pertolongan medis.

“Jangan menunggu hingga muncul gejala kuning bahkan sampai penurunan kesadaran. Karena kondisi tersebut menunjukkan bahwa infeksi Hepatitis sudah sangat berat. Jika terlambat mendapatkan penanganan medis, maka momentum dokter untuk menolong pasien sangat kecil,” tandasnya.

 

 

Berkomentarlah dengan baik dan bijak menggunakan facebook