WARTLAIKA.id – Sejumlah aktivis peduli kesehatan di Jakarta berencana dalam waktu dekat akan menggelar aksi damai di Gedung Kementerian Kesehatan (Kemenkes) di Jalan Rasuna Said, Jakarta Selatan. Aksi tersebut dilakukan dalam rangka agar Kemenkes segera memenuhi kebutuhan obat-obatan bagi orang yang hidup dengan hepatitis C.

Adapun sejumlah aktivis yang terlibat dalam aksi nanti diantaranya, yakni dari Yayasan Peduli Hati Bangsa, Yayasan Mutiara Maharani dan Komunitas atau Organisasi Nirlaba lainnya yang bergerak dalam isu Hepatitis C dan Komunitas Pengguna Narkotika, Alkohol, Psikotropika, dan Zat Adiktif (NAPZA).

“Karena selama ini kombinasi obat hepatitis C sering kali mengalami kekosongan. Oleh sebab itu, kami dalam waktu dekat berencana akan melakukan aksi damai di Kemenkes untuk menuntut ketersedian obat hepatitis C yang berkesinambungan,” ungkap Ade Hermawan yang juga Ketua Umum Yayasan Mutiara Maharani kepada WARTALIKA.id, Kamis 4 Mei 2023.

Claudius Mone mewakili Yayasan Peduli Hati Bangsa menginformasikan bahwa dari dokumentasi Yayasan tersebut, kekosongan obat Direct Acting Antiviral (DAA) untuk mengobati Hepatitis C telah terjadi berulang kali: Sofosbuvir mengalami kekosongan dari Juli-November 2019 dan Juli-September 2022. Sedangkan obat lainnya yaitu Daclatasvir tidak tersedia dari Juli-November 2019 dan saat ini (Maret-Agustus 2023).

“Untuk pasien yang sudah terlanjur memulai tentu tidak mudah karena obat Hepatitis C tidak ditanggung Jaminan Kesehatan Nasional sehingga ada risiko resistansi bagi yang berhenti menggunakan. Untuk pasien yang belum memulai, risiko pengembangan penyakit meningkat seiring dengan waktu. Selain itu keadaan ini menyebabkan kekhawatiran pasien untuk memulai pengobatan karena stok obat belum tentu selalu tersedia,” ungkap Claudius.

Sebelumnya, Kemenkes telah menerbitkan surat pemberitahuan keterlambatan pendangadaan DAA tahun nomor PM.03.02/C.III/2574/2023 yang menyampaikan keterlambatan ketersedian DAA obat hepatitis C jenis Daclatasvir akan tersedia pada bulan Agustus 2023 dan menganjurkan pasien yang masih sedang dalam pengobatan dan memulai pengobatan diarahkan untuk melanjutkan pengobatan secara mandiri dibawah pengawasan dokter atau membeli secara mandiri.

Ade Hermawan tidak begitu merinci kapan aksi tersebut tepatnya akan digelar. Pria yang akrab disapa Ebonk itu hanya bisa berharap agar aksi nanti dapat berjalan lancar dan sesuai harapan.

“Ini dirumuskan berdasarkan hasil pembahasan antara Yayasan Peduli Hati Bangsa bersama dengan Yayasan Mutiara Maharai di Jakarta pada hari ini. Akan ada pertemuan selanjutnya untuk mempersiapkan rencana aksi damai ini yang akan turut mengajak komunitas dan organisasi peduli hepatitis lainnya,” pungkas Ebonk.

Berkomentarlah dengan baik dan bijak menggunakan facebook