Bertemu Yayasan Islam Slovakia, Wapres KH Ma’ruf Amin Ajak Gaungkan Islam Moderat dan Toleran di Eropa
WARTALIKA.id – Keberadaan agama Islam menjadi minoritas di Benua Eropa yang didominasi oleh penganut Kristen dan Katolik. Berada dalam keberagaman yang multikultural ini membuat Wakil Presiden (Wapres) KH. Ma’ruf Amin melihat langsung kehidupan keagamaan di Eropa, khususnya Slovakia. Untuk itu, melalui pertemuannya dengan Yayasan Islam Slovakia Wapres mengajak kepada seluruh komunitas muslim di Slovakia dapat menggaungkan Islam yang moderat dan toleran di Benua Eropa.
“Saya mengajak seluruh komunitas muslim di Slovakia untuk terus mempromosikan Islam yang moderat dan toleran di benua Eropa,” ujar Wapres saat bertemu dengan Yayasan Islam Slovakia dan pebisnis halal yang diselenggarakan di Ruang Ferdinand Lantai 1 Hotel Grand River Park, Bratislava, Slovakia, Minggu pagi (26/11/2023).
Menurut Wapres, moderasi beragama menjadi cara pandang yang tepat untuk diterapkan dalam kehidupan beragama yang membangun kemaslahatan di dalam masyarakat tanpa mengesampingkan ajaran-ajaran agama.
“Moderasi beragama menjadi pilihan cara pandang, sikap, dan praktik beragama yang melindungi martabat kemanusiaan dan membangun kemaslahatan umum, tanpa bersifat reduktif dan abai terhadap ajaran agama,” jelas Wapres.
Lebih jauh, di tengah zaman yang dinamis dengan perubahan yang sangat cepat ini Wapres menyampaikan pentingnya penerapan moderasi beragama yang mampu beradaptasi terhadap kearifan lokal dan keberagaman yang majemuk.
“Moderasi mesti dicerminkan dalam perilaku beragama yang akomodatif terhadap kearifan lokal, dan konteks keberagaman yang majemuk, serta perkembangan zaman yang dinamis dan berubah sangat cepat,” papar Wapres.
Di sisi lain, Wapres juga menekankan moderasi beragama sebagai kunci upaya merekatkan semangat beragama dengan komitmen dalam berbangsa.
“Moderasi beragama merupakan perekat antara semangat beragama dan komitmen berbangsa,” tandas Wapres.
Kemudian, Wapres juga menekankan pentingnya moderasi beragama dalam perwujudan inklusivitas dan penerapannya dalam kehidupan antarumat beragama.
“Pentingnya ekspresi keagamaan inklusif dan moderat, misalnya melalui dialog antaragama dan antarbudaya, toleransi antarpemeluk agama, menghormati kebebasan beragama, serta meneguhkan etika sosial dan nilai universal dalam pencegahan potensi konflik lintas agama,” ungkap Wapres.