Ketum DKRI: Rempah Nusantara Warisan Budaya yang Perlu Dilestarikan
WARTALIKA.id – Rempah merupakan kekayaan asli Bumi Pertiwi Indonesia sejak dahulu kala, rempah Indonesia merupakan aset “mewah”, rempah-rempah Indonesia terkenal sejak zaman penjajahan Belanda.
Dewan Rempah Kejayaan Indonesia(DRKI) melaksanakan press conference, di Gedung Fuyinto Sentra Mampang, Jakarta, Senin(5/8/2024).
Dewan Rempah Kejayaan Indonesia (DRKI) berkomitmen mengembalikan kejayaan rempah di Tanah Air.
Diketahui terdapat 7.500 komoditi rempah yang tersebar di Nusantara, sehingga banyak negara luar mencari rempah di Indonesia.
Ketua Umum DRKI, Tjokorda Ngurah Agung Kusumayudha mengatakan, rempah pernah menjadi komoditas utama hasil pertanian dan perkebunan sebelum Indonesia merdeka.
Namun setelah Indonesia merdeka, dominasi rempah sebagai komoditas ekspor utama menurun, tergeser dengan komoditas pangan lainnya akibat mplementasi penguatan pangan.
“Beberapa jenis komoditi rempah Indonesia volume produksi dan ekspornya merosot, sebaliknya di beberapa negara tetangga volume produksinya meningkat, sehingga dominasi Indonesia dalam produksi dan ekspor komoditi tersebut tergeser oleh beberapa negara produsen baru,” kata Tjokorda.
Tjokorda mencontohkan, jenis komoditi yang merosot antara lain adalah lada, rempah, pala, vanili, kina, kunyit, jahe, tanaman rimpang, serta tanaman rempah lainnya.
Menyadari akan makin merosotnya perdagangan rempah Indonesia yang dapat merugikan perekonomian bangsa, para pelaku agribisnis rempah bertekad untuk mengembalikan kejayaan rempah Indonesia.
Salah satunya dengan membangun lembaga atau perkumpulan, sebagai wadah yang menyatukan para pelaku agribisnis rempah nasional, seperti DRKI.
Lembaga/wadah tersebut dibangun dengan tujuan mensinergikan seluruh pelaku agribisnis rempah dari hulu dan hilir, agar secara terpadu menjalankan program Mengembalikan Kejayaan Rempah Indonesia.
Atas fasilitasi Kementerian Koordinator bidang Perekonomian, dan undangan dari Pemerintah dan Asosiasi Bisnis terkait rempah di Yulin – China, maka pada DRKI telah mengikuti pameran Expo – IKM Rempah di Yulin – China pada medium Septemebr 2023. Acara ini untuk mempromosikan rempah dan menjalin hubungan dagang dengan pusat rempah terbesar di China.
Sekrataris General DRKI Nuning S. Barwa mengatakan, rempah-rempah punya makna yang mendalam bagi terciptanya negara Indonesia. Indonesia tidak akan ada tanpa rempah-rempah. Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) ini tidak akan ada tanpa rempah-rempah. “Karena rempah-rempah, bangsa-bangsa Eropa itu ke sini. Tanpa kolonialisasi terjadi, kita tetap jadi Kerajaan Ternate, Tidore, dan kerajaan kecil-kecil. Kita bersatu karena kita dijajah dan memutuskan mendirikan negara bersama-sama, komitmen kita menjadi negara kesatuan. Kita sangat berutang budi pada rempah-rempah,” paparnya.
Rempah-rempah juga merupakan komoditas paling penting, melebihi emas dan minyak. Meski dari sisi harga, rempah masih tergolong lebih rendah jika dibandingkan dengan minyak dan gas. Namun, ada satu hal yang penting, yakni rempah mempersatukan bangsa dan mengawali terbentuknya NKRI.
Nuning mengatakan, saat ini kondisi perdagangan rempah Indonesia turun jika dibandingkan dengan waktu zaman Belanda. Hal itu karena produk rempah tidak bisa memenuhi persyaratan perdagangan internasional, seperti sustainability, mutu, standar higienis, dan informasi akurat mengenai asal muasal barang itu dari mana.
Umpamanya mengenai lada putih yang berasal dari Pangkalpinang, Bangka, kemudian luasan dan lokasi perkebunan perlu ada informasi detail untuk ekspor. Saat ini juga tidak ada pelabuhan-pelabuhan untuk ekspor seperti zaman belanda. Dahulu tiap daerah punya port sehingga daerah bisa langsung kirim rempah untuk ekspor. “Sekarang mau kirim atau ekspor kayu manis harus melalui Surabaya. Di samping itu, tidak ada ketersediaan finansial untuk mendanai ekspor rempah seperti saat Belanda memiliki berbagai bank sendiri untuk mendanai ekspor rempah,” ujarnya.
menambahkan, Indonesia terdiri atas selat-selat pulau yang merupakan titik yang memungkinkan perdagangan internasional untuk rempah-rempah pada zaman dahulu. Di dalamnya terdapat pertukaran budaya, agama, peradaban, bahasa, dan sosial,” tutup Sekretaris General DRKI.
Berkomentarlah dengan baik dan bijak menggunakan facebook