WARTALIKA.id – Internasional Forum on Spice Routes (IFSR), sebuah inisiatif dari Yayasan Negeri Rempah dan Pusat Penelitian Masyarakat dan Budaya serta BRIN Indonesia, dengan bangga menyelenggaraan diskusi publik bertajuk “Quo Vadis Jalur Rempah”. Acara ini diadakan pada hari Kamis, 26 September 2024, di Museum Bank Indonesia, Jl. Kali Besar, Jakarta Barat.

Diskusi ini bertujuan untuk menggali potensi dan tantangan yang dihadapi Jalur Rempah di era globalisasi. Para peserta akan diajak untuk berdiskusi mengenai langkah-langkah strategis yang dapat diambil untuk melestarikan warisan budaya dan memaksimalkan potensi ekonomi Jalur Rempah.

Jalur Rempah, IFSR 2024, Warisan Budaya, Indonesia Indonesia, Jakarta, Warisan Budaya Indonesia, Ekonomi Kreatif, Pariwisata, Pelestarian Lingkungan, Kerja sama internasional

Forum Internasional Jalur Rempah yang digelar di Jakarta telah berhasil menyoroti pentingnya melestarikan warisan budaya ini. Direktur Jenderal Kebudayaan, Dr. Hilman Farid, menegaskan komitmen pemerintah dalam upaya pelestarian. “Jalur Rempah bukan hanya sekadar sejarah, tetapi juga aset berharga yang dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat,” ujarnya.

Para akademisi turut memberikan kontribusi yang signifikan. Prof. Dr. Eby Hara dari Universitas Jember memaparkan hasil penelitiannya tentang pengaruh Jalur Rempah terhadap perkembangan ilmu pengetahuan di Nusantara, sementara Dr. Maulana Ibrahim dari Universitas Khairun Ternate menyoroti pentingnya peran masyarakat lokal dalam pelestarian warisan budaya Jalur Rempah.

Sementara itu, Dino Kusnadi, perwakilan dari Kementerian Luar Negeri RI, menekankan bahwa Jalur Rempah dapat menjadi alat diplomasi budaya yang efektif untuk memperkuat hubungan bilateral dengan negara-negara mitra. “Jalur Rempah merupakan warisan bersama yang menghubungkan berbagai bangsa. Kita dapat memanfaatkannya untuk mempererat kerja sama di berbagai bidang,” ujarnya.

Dewi Kumoratih ketua Dewan YNR, saat ditemui wartalika.id menjelaskan Forum ini juga menghasilkan sejumlah rekomendasi penting, antara lain:
*Peningkatan kerjasama lintas sektor dalam upaya pelestarian Jalur Rempah
*Pengembangan program edukasi untuk masyarakat, terutama generasi muda
*Pemanfaatan teknologi informasi untuk mempromosikan warisan budaya Jalur Rempah
*Penguatan peran masyarakat lokal dalam pelestarian warisan budaya.

Internasional Forum on Spice Routes (IFSR), menjadi panggung bagi para ahli dan pemangku kepentingan untuk membahas upaya pelestarian warisan budaya yang ternilai ini,” ucap ketua Dewan pengurus YNR

Dr. Aulia Hadi Direktur PMB, BRIN menyampaikan seiring dengan perkembang zaman, jalur rempah menghadapi berbagai ancaman yang dapat merusak keaslian dan kelestariannya,” jelasnya.

Aulia mengungkapkan keprihatinanny terhadap kerusakan situs-situs bersejarah disepanjang jalur rempah akibag pembangun intrastruktur dan ekspoitasi sumber daya alam, kita perlu segela mengambil tindakan untuk melindungi situs-situs ini sebelum semua hilang,” tegasnya kepada wartalika.id

Berkomentarlah dengan baik dan bijak menggunakan facebook