Tabung LPG 3 Kg Tiba di Pangkalan, Pengecer di Jakarta Timur Belum Dapat Kiriman
WARTALIK.id – Sebelumnya, Wakil Ketua DPR Sufmi Dasco Ahmad menyatakan bahwa Presiden Prabowo Subianto telah menginstruksikan agar pengecer dapat berjualan elpiji 3 kg seperti biasa.
Dasco menjelaskan bahwa setelah komunikasi dengan Presiden, instruksi tersebut ditujukan kepada Kementerian ESDM untuk mengaktifkan kembali pengecer-pengecer yang ada agar dapat berjualan seperti biasa, sambil proses untuk menjadikan mereka subpangkalan.
Dengan langkah ini, diharapkan harga elpiji subsidi dapat terjaga dan tidak melonjak di masyarakat. Kutipan laman WARTALIKA.id Prabowo Tegaskan Penertiban Pengecer LPG Dilakukan Bertahap untuk Hindari Gangguan Pasokan
Dikabarkan sebanyak 100 tabung elpiji 3 Kg sudah tiba di pangkalan gas di Jakarta Timur, namun hingga hari Kamis (6/2/2025) belum diterima pengecer.
Hal ini diutarakan Mamat (52), pemilik warung di Kelurahan Tengah, Kecamatan Kramat Jati, Jakarta Timur mengungkapkan bahwa ia belum mendapatkan pasokan gas elpiji 3 kilogram (kg) meskipun pengecer telah diizinkan untuk menjual gas melon tersebut.
“Belum, Iya masih kosong belum dapat pasokan lagi gas 3 kg,” kata Mamat saat ditemui pada Kamis (6/2/2025).
Ia menjelaskan bahwa sudah sekitar seminggu ia tidak dapat menjual LPG 3 kg karena pasokan yang tidak kunjung datang.
Sejumlah warung atau pengecer di kawasan Duren Sawit, Jakarta Timur, mengaku masih kesulitan mendapatkan stok elpiji berukuran 3 kg dari pangkalan-pangkalan setempat.
“Masih kosong, masih susah kita dapat LPG 3 kg itu. Terakhir jualan Selasa (4/2) malam. Kemarin sore dikirim 10 tabung, orang langsung nyerbu,” kata salah satu pemilik warung di kawasan Duren Sawit, Jakarta Timur, Malik (35) saat ditemui, Kamis (6/2/2025).
Malik mengatakan biasanya per hari dia bisa membawa 20 tabung LPG 3 kg dari agen/pangkalan untuk dijual di warungnya. Namun, hingga saat ini Malik hanya bisa membawa 10 tabung dari pangkalan langganan di kawasan Duren Sawit.
Kemarin dapat 10 tabung udah langsung ludes. Biasanya sehari bisa 20 tabung, sekarang dibatasi 10,” ujar Malik.
Meskipun Pemerintah memperbolehkan warung dan pengecer untuk kembali berjualan gas elpiji 3 kg secara eceran, dirinya masih kesulitan mendapatkan gas untuk dijual atau digunakan pribadi.
“Memang boleh jualan, tapi susah karena dibatasi. Itu pun kadang dua hari ga ada stoknya. Terakhir jualan Selasa malam dan langsung diserbu juga. Belum lagi saya pakai pribadi, jadi banyak yang mengeluh juga warga,” jelas Malik.
Sementara itu, Hani (34), salah satu pemilik warung di Jalan Suci, Ciracas, Jakarta Timur, mengatakan, sejak Selasa (4/2) dirinya belum mendapatkan stok LPG 3 kg sesuai pasokan biasanya.
“Belum dikirim, kemarin dapat empat tabung. Padahal, biasanya 15 tabung gas LPG 3 kg sesuai yang saya stok. Empat tabung cuma buat langganan, tetangga samping kanan kiri, terus satunya buat masak sendiri,” kata Hani.
Hani membeli gas dari pangkalan di Jalan Tanah Merdeka, Ciracas, seharga Rp18.000, sedangkan dirinya menjual Rp20.000 karena ada pengiriman dan pemasangan gas ke rumah pembeli.
Pemilik warung di kawasan Pondok Kopi, Duren Sawit, Jakarta Timur, Haris (32) juga mengaku sulit mendapatkan stoknya meski pengecer kembali dibolehkan berjualan.
“Tetap aja sih sama aja masih susah. Stoknya dibatasi, cuman dapat lima,” kata Haris.
Haris juga mengaku banyak mendapatkan keluhan dari warga sekitar khususnya pedagang gorengan dan warung makan yang biasa berlangganan LPG 3 kg.
Kasihan saya lihatnya mereka juga kan biasa ke sini beli gas ke saya. Tapi saya juga susah dapat stoknya. Mereka bingung, saya juga bingung,” ucap Haris.
Sebelumnya, pemerintah memperbolehkan warung dan pengecer untuk kembali berjualan gas LPG 3 kg secara eceran dalam upaya memastikan akses yang mudah dan terjangkau bagi masyarakat.
Berkomentarlah dengan baik dan bijak menggunakan facebook