Berkat Ramadhan: Hikmah Puasa, Amal dan Memahami Makna
WARTALIKA.id – Puasa Ramadhan bukan sekadar menahan diri dari makan dan minum. Lebih dari itu, puasa adalah perjalanan spiritual yang sarat makna, membawa hikmah mendalam bagi setiap Muslim yang menjalankannya.
1. Menumbuhkan Rasa Empati dan Kepedulian Sosial
Saat berpuasa, kita merasakan lapar dan haus yang juga dirasakan oleh saudara-saudara kita yang kurang mampu. Pengalaman ini menumbuhkan rasa empati dan kepedulian, mendorong kita untuk lebih bersyukur atas nikmat yang kita miliki dan berbagi dengan sesama yang membutuhkan.
2. Meningkatkan Kedekatan dengan Allah SWT
Puasa adalah momen yang tepat untuk mendekatkan diri kepada Sang Pencipta. Dengan menahan diri dari segala godaan duniawi, kita lebih fokus beribadah, membaca Al-Qur’an, dan berdoa. Kedekatan dengan Allah SWT akan memberikan ketenangan hati dan kebahagiaan yang hakiki.
3. Melatih Kesabaran dan Ketahanan Diri
Menahan lapar, haus, dan hawa nafsu selama berpuasa melatih kesabaran dan ketahanan diri. Kita belajar mengendalikan diri dari perbuatan yang tidak baik dan memperkuat mental dalam menghadapi cobaan hidup.
4. Membentuk Kepribadian Muslim yang Bertaqwa
Puasa membentuk kepribadian Muslim yang bertakwa, yaitu yang selalu menjalankan perintah Allah SWT dan menjauhi larangan-Nya. Ketakwaan akan membawa kita pada kehidupan yang lebih baik, penuh berkah dan kebahagiaan dunia akhirat.
5. Mensyukuri Nikmat Allah SWT
Dengan merasakan lapar dan haus, kita menjadi lebih menghargai nikmat yang telah diberikan oleh Allah SWT. Kita belajar untuk tidak menyia-nyiakan rezeki dan selalu bersyukur atas segala yang kita miliki.
6. Membersihkan Diri dari Dosa
Puasa Ramadhan adalah kesempatan untuk membersihkan diri dari dosa-dosa yang telah lalu. Dengan sungguh-sungguh bertaubat dan memohon ampunan kepada Allah SWT, dosa-dosa kita akan diampuni dan kita kembali fitri.
7. Meningkatkan Kesehatan Fisik dan Mental
Selain manfaat spiritual, puasa juga memiliki manfaat kesehatan. Secara medis, puasa dapat membersihkan racun dalam tubuh, menurunkan berat badan, dan meningkatkan kesehatan jantung. Secara mental, puasa dapat menenangkan pikiran dan mengurangi stres.
Baca juga:
Ramadhan Sebentar Lagi, Yuk Maksimalkan Ibadahmu
Filosofi di Balik Ibadah Puasa
Puasa Ramadhan mengajarkan kita tentang kesederhanaan, pengendalian diri, dan rasa syukur. Kita diingatkan bahwa hidup ini tidak hanya tentang kenikmatan duniawi, tetapi juga tentang spiritualitas dan hubungan kita dengan Allah SWT.
Kedalaman Makna Puasa
Puasa Ramadhan adalah ibadah yang penuh makna. Di balik rasa lapar dan haus, terdapat pelajaran berharga tentang kesabaran, empati, dan ketakwaan. Puasa adalah momen untuk introspeksi diri, memperbaiki diri, dan meningkatkan kualitas hidup kita sebagai seorang Muslim.
Amal Baik Sebelum Puasa:
Menyambut Ramadhan yaitu senang dengan datangnya Ramadhan dan meminta maaf kepada sesama manusia.
Dua amal ini terlihat berbeda dalam tulisan, tapi sejatinya merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. Bagi seseorang yang senang dengan datangnya Ramadhan, maka ia akan mengunjungi keluarga, tetangga dan teman untuk membagikan kebahagiaan dan minta maaf. Sehingga ketika memasuki bulan Ramadhan, bisa ibadah bersama.
Pertama, saling memaafkan. Amal baik yang bisa dilakukan ketika menyambut datangnya bulan Ramadhan yaitu meminta maaf kepada Allah (taubat) dan saling memaafkan sesama manusia. Namun, bagi yang meminta maaf terlebih dahulu memiliki nilai lebih.
Dalam kehidupan sosial sesama manusia, tak jarang terjadi kesalahpahaman yang berujung permusuhan. Sehingga dirasakan perlu meminta maaf kepada sesama manusia agar ketika Ramadhan datang, hati dan pikiran dalam keadaan bersih.
Hal ini sesuai dengan anjuran Islam dalam al-Baqarah ayat 178
…فَمَنْ عُفِيَ لَهُ مِنْ أَخِيهِ شَيْءٌ فَاتِّبَاعٌ بِالْمَعْرُوفِ وَأَدَاءٌ إِلَيْهِ بِإِحْسَانٍ ذَلِكَ تَخْفِيفٌ مِنْ رَبِّكُمْ وَرَحْمَةٌ فَمَنِ اعْتَدَى بَعْدَ ذَلِكَ فَلَهُ عَذَابٌ أَلِيمٌ
Artinya: “Maka barangsiapa yang mendapat suatu pemaafan dari saudaranya, hendaklah (yang memaafkan) mengikuti dengan cara yang baik, dan hendaklah (yang diberi maaf) membayar (dia) kepada yang memberi maaf dengan cara yang baik (pula). Yang demikian itu adalah suatu keringanan dari Tuhan kamu dan suatu rahmat. Barangsiapa yang melampaui batas sesudah itu, maka baginya siksa yang sangat pedih.” (QS Al-Baqarah :178)
Dalam sebuah hadis shahih, Nabi Muhammad saw menganjurkan agar siapa yang mempunyai tanggung jawab terhadap orang lain, baiknya itu menyangkut kehormatan atau apa saja, segera menyelesaikannya di dunia ini, sehingga tanggung jawab itu menjadi bebas (bisa dengan menebus, bisa dengan meminta halal, atau meminta maaf).
Sebab nanti di akhirat sudah tidak ada lagi uang untuk tebus menebus. Orang yang mempunyai tanggungan dan belum meminta halal ketika dunia, kelak akan diperhitungkan dengan amalnya: apabila dia punya amal saleh, dari amal shalehnya itulah tanggungannya akan ditebus; bila tidak memiliki, maka dosa atas orang yang disalahinya akan ditimpakan kepadanya, dengan ukuran tanggungannya.