WARTALIKA.id – Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas I Cipinang menggelar Perayaan Hari Raya Waisak di Vihara Ariyasacca, dipimpin Bhikkhu Sri Subalaratano Mahāthera, Selasa 20 Mei 2025. Kegiatan ini menjadi momentum penting dalam memperkuat pembinaan spiritual bagi Warga Binaan, melalui internalisasi nilai-nilai ajaran Buddha yang sarat makna tentang kesadaran, kedamaian, dan perubahan diri.

Adapun yang hadir dalam kegiatan tersebut diantaranya, yakni Kepala Subdirektorat Penyuluhan Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Buddha, Kementerian Agama RI, Andi Dela Yulianto serta jajaran pejabat struktural Lapas Cipinang dan Pengurus Pusat Wanita Theravada Indonesia.

Kepala Lapas (Kalapas) Cipinang, Wachid Wibowo, menegaskan bahwa perayaan Waisak bukan sekadar ritual keagamaan, melainkan sarana pembinaan karakter Warga Binaan secara menyeluruh.

“Saya berharap peringatan waisak ini menjadi momen refleksi dan pembelajaran bagi kita semua, khususnya bagi Warga Binaan, untuk terus memperbaiki diri. Pemasyarakatan bukan hanya soal menjalani masa pidana, tetapi juga tentang membentuk pribadi yang lebih baik agar siap kembali ke masyarakat,” ungkapnya.

Sementara, Kepala Subdirektorat Penyuluhan Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Buddha, Kementerian Agama RI, Andi Dela Yulianto menyampaikan apresiasi atas komitmen Lapas Cipinang dalam memberikan ruang ibadah dan pembinaan spiritual yang inklusif.

“Ini merupakan contoh nyata bagaimana negara hadir dalam memberikan pelayanan keagamaan yang setara bagi seluruh Warga Binaan, tanpa terkecuali. Melalui kegiatan ini, kami ingin menegaskan bahwa setiap individu, dimanapun berada, memiliki hak untuk memperbaiki diri dan menjalani proses pembinaan spiritual secara utuh,” ujar Andi.

Ditempat yang sama, Kepala Bidang Pembinaan, Iwan Setiawan, menekankan pentingnya pendekatan pembinaan berbasis spiritualitas dalam menciptakan perubahan perilaku.

“Kami terus berupaya menghadirkan kegiatan pembinaan keagamaan yang bermakna dan berkesinambungan. Melalui momen seperti Waisak, kami ingin Warga Binaan memiliki ruang untuk merenung, menguatkan iman, dan menata ulang jalan hidup mereka,” tegas Iwan menambahkan.

Sebagai informasi, salah satu momen utama dari kegiatan ini adalah ketika Penyalaan Lilin Lima Warna, yang melambangkan cahaya kebijaksanaan, kesadaran, dan harapan bagi seluruh umat Buddha, termasuk Warga Binaan yang mengikuti prosesi terlihat penuh ketenangan dan khidmat.

Dengan diselenggarakan kegiatan ini, Lapas Kelas I Cipinang kembali menegaskan komitmennya dalam melaksanakan pembinaan berbasis keagamaan yang menyentuh aspek spiritual, emosional, dan sosial Warga Binaan. Di balik tembok pemasyarakatan, semangat perubahan terus tumbuh, memberi harapan bagi setiap individu untuk bangkit dan menjadi pribadi yang lebih baik.

Berkomentarlah dengan baik dan bijak menggunakan facebook