WARTALIKA.id – Komisioner Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) Retno Listyarti mendesak Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta segera bertindak cepat untuk melindungi kepentingan anak-anak di Rusun Marunda, Jakarta Utara, akibat dampak pencemaran abu batu bara.

Dimana sebelumnya Komisioner KPAI Retno Listyarti, menerima informasi dari anggota DPRD DKI Jakarta Fraksi PDIP Jhonny Simandjuntak, terkait pencemaran batu bara di Rusun Marunda, Jakarta Utara pada Minggu (6/3) lalu.

Akibat pencemaran tersebut, warga pun terdampak pada kesehatan terutama terhadap anak-anak, mulai dari masalah pernafasan (ISPA), gatal-gatal pada kulit, ruang bermain anak yang penuh abu batu bara, dan lain-lain.

Menurut Retno, anak-anak harus dilindungi dan diselamatkan serta dipenuhi hak-haknya sebagaimana diamanatkan dalam Undang-undang Perlindungan Anak.

”SPACEIKLAN”

Menindaklanjuti informasi dari Anggota DPRD tersebut, Retno memutuskan untuk melakukan pengawasan mulai pagi sampai siang hari di satuan pendidikan yang lokasinya terdekat dari aktivitas pengolahan gunungan batu bara, yaitu di sekolah satu atap yang terdiri dari SDN Marunda 05, SMPN 290 dan SLB Negeri 08 Jakarta Utara pada Kamis (10/3).

Retno mengatakan, gunungan batu bara dapat disaksikan dengan sangat jelas dari lantai empat SMPN 290 Jakarta.

“Para guru dan Kepala Sekolah dari 3 satuan pendidikan tersebut mengakui bahwa abu batu bara sangat menganggu aktivitas di sekolah. Debu di lantai harus disapu dan di pel sedikitnya 4 kali selama aktivitas PTM berlangsung dari pukul 6.30 sampai 13.00 wib karena ada sistem shift dalam PTM”, ujar Retno dalam keterangannya, Minggu (12/3/2022).

Retno menjelaskan, penjaga sekolah dan para petugas pembersih menyatakan bahwa abu batu bara mereda jika hujan, namun ketika udara panas maka abu batu bara terbawa angin dan mengotori semua ruang kelas dan benda-benda di dalamnya.

“Apalagi jika tidak ada aktivitas pembelajaran pada hari sabtu dan minggu, debu batu bara menumpuk dengan ketebalan bisa mencapai hampir 1 cm,” ungkap dia.

KPAI didampingi Jhonny, anggota DPRD DKI Jakarta menemui warga, dari perwakilan beberapa RT/RW yang tergabung dalam forum warga Marunda di balai warga Rusunawa Marunda Blok A/10 pada Jumat (11/3) malam.

Adapun tujuannya adalah menyediakan ruang bagi warga untuk menyampaikan kesaksiannya atas dampak pencemaran abu batu bara.

“Secara umum warga menyampaikan bahwa dampak pencemaran mulai dirasakan pada tahun 2018 hingga sekarang. Semakin hari semakin memburuk terhadap kesehatan warga termasuk anak-anak. Selain penyakit pernafasan yang kerap dialami warga, sekarang penyakit kulit yang membuat gatal di sekujur tubuh kerap dialami warga, bahkan anak-anak kerap terbangun di malam hari karena rasa gatal yang menyerang sekujur tubuh,” ujar Retno.

Seorang ayah yang memiliki tiga anak mengalami yang masih usia Sekolah Dasar (SD) menceritakan bahwa mereka sekeluarga mengalami penyakit kulit yang menimbulkan gatal di sekujur tubuh.

“Sudah berobat di klinik terdekat yang sekali berobat bisa menghabiskan biara Rp 300 ribu,” ucap bapak ini.

Disaat pertemuan, salah satu anak itu dibawa dan si anak sepanjang pertemuan tampak mengalami gatal-gatal. Sang ayah terlihat membantu menggaruk badan anaknya tersebut.

“Dengan mata berkaca-kaca dan suara serak, sang ayah menceritakan bahwa anak-anaknya menjadi tidak nyenyak tidur pada malam hari karena rasa gatal yang tidak tertahankan, bahkan sang anak pernah berkata sudah tidak kuat lagi,” jelas Retno.

Sementara seorang ibu dari empat orang anak yang diantaranya ada yang berkebutuhan khusus (autis) dan sensitive dengan udara kotor terpaksa dititipkan kepada neneknya. Sang ibu juga mengatakan bahwa saat memasak, makanan juga sudah terkontaminasi dengan abu batubara.