Wartalika
No Result
View All Result
Jumat 27 Januari 2023
  • Home
  • News
  • Politik
  • Ekonomi & Bisnis
  • Kesehatan
  • Hankam
  • Jelajah
  • Opini
Tentang Kami
Redaksi
  • Home
  • News
  • Politik
  • Ekonomi & Bisnis
  • Kesehatan
  • Hankam
  • Jelajah
  • Opini
No Result
View All Result
Wartalika
  • Home
  • News
  • Politik
  • Ekonomi & Bisnis
  • Kesehatan
  • Hankam
  • Jelajah
  • Opini
Home News Headline

KPAI Desak Pemprov DKI Lindungi Anak Rusun Marunda Akibat Abu Batu Bara

Ivan Oleh: Ivan
12 Maret 2022
Komisioner KPAI Retno Listyarti, (ist)

Komisioner KPAI Retno Listyarti, (ist)

WARTALIKA.id – Komisioner Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) Retno Listyarti mendesak Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta segera bertindak cepat untuk melindungi kepentingan anak-anak di Rusun Marunda, Jakarta Utara, akibat dampak pencemaran abu batu bara.

Dimana sebelumnya Komisioner KPAI Retno Listyarti, menerima informasi dari anggota DPRD DKI Jakarta Fraksi PDIP Jhonny Simandjuntak, terkait pencemaran batu bara di Rusun Marunda, Jakarta Utara pada Minggu (6/3) lalu.

Akibat pencemaran tersebut, warga pun terdampak pada kesehatan terutama terhadap anak-anak, mulai dari masalah pernafasan (ISPA), gatal-gatal pada kulit, ruang bermain anak yang penuh abu batu bara, dan lain-lain.

Menurut Retno, anak-anak harus dilindungi dan diselamatkan serta dipenuhi hak-haknya sebagaimana diamanatkan dalam Undang-undang Perlindungan Anak.

Menindaklanjuti informasi dari Anggota DPRD tersebut, Retno memutuskan untuk melakukan pengawasan mulai pagi sampai siang hari di satuan pendidikan yang lokasinya terdekat dari aktivitas pengolahan gunungan batu bara, yaitu di sekolah satu atap yang terdiri dari SDN Marunda 05, SMPN 290 dan SLB Negeri 08 Jakarta Utara pada Kamis (10/3).

Retno mengatakan, gunungan batu bara dapat disaksikan dengan sangat jelas dari lantai empat SMPN 290 Jakarta.

“Para guru dan Kepala Sekolah dari 3 satuan pendidikan tersebut mengakui bahwa abu batu bara sangat menganggu aktivitas di sekolah. Debu di lantai harus disapu dan di pel sedikitnya 4 kali selama aktivitas PTM berlangsung dari pukul 6.30 sampai 13.00 wib karena ada sistem shift dalam PTM”, ujar Retno dalam keterangannya, Minggu (12/3/2022).

Retno menjelaskan, penjaga sekolah dan para petugas pembersih menyatakan bahwa abu batu bara mereda jika hujan, namun ketika udara panas maka abu batu bara terbawa angin dan mengotori semua ruang kelas dan benda-benda di dalamnya.

“Apalagi jika tidak ada aktivitas pembelajaran pada hari sabtu dan minggu, debu batu bara menumpuk dengan ketebalan bisa mencapai hampir 1 cm,” ungkap dia.

KPAI didampingi Jhonny, anggota DPRD DKI Jakarta menemui warga, dari perwakilan beberapa RT/RW yang tergabung dalam forum warga Marunda di balai warga Rusunawa Marunda Blok A/10 pada Jumat (11/3) malam.

Adapun tujuannya adalah menyediakan ruang bagi warga untuk menyampaikan kesaksiannya atas dampak pencemaran abu batu bara.

“Secara umum warga menyampaikan bahwa dampak pencemaran mulai dirasakan pada tahun 2018 hingga sekarang. Semakin hari semakin memburuk terhadap kesehatan warga termasuk anak-anak. Selain penyakit pernafasan yang kerap dialami warga, sekarang penyakit kulit yang membuat gatal di sekujur tubuh kerap dialami warga, bahkan anak-anak kerap terbangun di malam hari karena rasa gatal yang menyerang sekujur tubuh,” ujar Retno.

Seorang ayah yang memiliki tiga anak mengalami yang masih usia Sekolah Dasar (SD) menceritakan bahwa mereka sekeluarga mengalami penyakit kulit yang menimbulkan gatal di sekujur tubuh.

“Sudah berobat di klinik terdekat yang sekali berobat bisa menghabiskan biara Rp 300 ribu,” ucap bapak ini.

Disaat pertemuan, salah satu anak itu dibawa dan si anak sepanjang pertemuan tampak mengalami gatal-gatal. Sang ayah terlihat membantu menggaruk badan anaknya tersebut.

“Dengan mata berkaca-kaca dan suara serak, sang ayah menceritakan bahwa anak-anaknya menjadi tidak nyenyak tidur pada malam hari karena rasa gatal yang tidak tertahankan, bahkan sang anak pernah berkata sudah tidak kuat lagi,” jelas Retno.

Sementara seorang ibu dari empat orang anak yang diantaranya ada yang berkebutuhan khusus (autis) dan sensitive dengan udara kotor terpaksa dititipkan kepada neneknya. Sang ibu juga mengatakan bahwa saat memasak, makanan juga sudah terkontaminasi dengan abu batubara.

Belum lagi cerita mengenaskan menimpa seorang anak yang terpaksa harus ganti kornea mata dari donor mata. Hal tersebut bermula pada tahun 2019, si anak yang kerap bermain di RPTRA mengaku matanya sakit dan mengeluarkan air terus.

Dia mengucek matanya karena gatal dan diduga kuat partikel halus dari abu batu bara mengenai mata si anak. Mata bernanah dan terus mengeluarkan air. Perawatan mata dilakukan oleh RSCM dalam jangka lumayan panjang, sampai akhirnya dokter menyatakan sudah rusak total dan harus donor mata. Baru pada tahun 2021, si anak mendapatkan donor mata.

Si ibu awalnya tidak yakin kalau si anak mengalami kerusakan mata akibat abu batu bara, namun lama kelamaan si ibu yakin bahwa hal itu karena terpapar abu batu bara di lingkungan tempat tinggalnya.

Sedangkan warga yang tinggal di RW 07, dimana posisi towernya dekat pelabuhan Marunda menyatakan bahwa penyakit pernafasan kerap dialami oleh keluarganya, begitupun warga sekitar.

“Saya pernah mau diberi sembako oleh PT yang melakukan pengolahan batu bara itu namun saya tolak, Kesehatan kami tidak setara dengan sembako,” tegas salah seorang warga.

Salah seorang petugas RPTRA Rusun Marunda juga menyampaikan bahwa setiap hari mereka harus menyapu lantai RPTRA dan membersihan mainan anak-anak di halaman RPTRA karena debu abu batu bara yang cukup banyak.

Sehingga tempat bermain anak yang seharusnya menjadi tempat yang nyaman kini menjadi tempat yang tidak aman bagi anak-anak.

“Kisah-kisah yang disampaikan warga menunjukkan bahwa pencemaran batu bara ini nyata dan sudah level membahayakan kesehatan warga Rusun Marunda. Apalagi derita anak-anak yang terdampak dari pencemaran ini,” beber Retno.

Retno juga menerangkan, berdasarkan data dari pengelola (UPRS) Rusunawa Marunda, ada 10.158 penghuni Rusun Marunda dari 5 (lima) tower, dengan rincian balita sebanyak 344 orang, anak-anak usia 5-13 tahun sebanyak 1.457 orang, remaja usia 14-17 tahun sebanyak 762, dan usia dewasa 18 tahun ke atas sebanyak 7.595 orang.

Mengingat banyak warga usia anak yang terdampak dari pencemaran batu bara ini, maka KPAI merekomendasi banyak pihak bertindak segera mungkin untuk menyelamatkan warga terutama anak-anak

Adapun Lima Rekomendasi KPAI Sebagai Berikut:

1. KPAI akan menindaklanjuti laporan warga rusun marunda ke pihak Pemprov DKI Jakarta, karena penyelesaiannya harus melibatkan Dinas-dinas terkait, mulai dari Dinas Lingkungan Hidup, Dinas Kesehatan, Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA), Dinas pendidikan, dll, bahkan Kementerian Lingkungan Hidup.

2. KPAI sudah berkoordinasi dengan Bagus Ahmad (Direktur WALHI Jakarta) untuk berkoordinasi pasca KPAI turun ke lokasi dan sekaligus mendorong WALHI Jakarta untuk melakukan advokasi sesuai kewenangannya. KPAI juga akan berkoordinasi dengan JATAM dan LBH Jakarta jika warga memerlukan pendampingan hukum atas kerugian dari pencemaran yang timbul dan berdampak pada mereka.

3. KPAI mendorong DPRD Provinsi DKI Jakarta untuk melakukan pengawasan ke lapangan dan sekaligus memanggil pemerintah dan juga perusahaan pencemar untuk dimintai penjelasan> Saat ini yang baru turun ke lokasi baru Jhonny Simandjuntak dari Fraksi PDIP.

4. KPAI mendorong perlunya pemerintah pusat melalui Kementerian Lingkungan Hidup untuk melakukan investigasi Amdal dan dampak-dampak pencemaran terhadap lingkungan Rusun Marunda.

5. KPAI juga mendorong pelibatan laboratorium yang independen untuk melakukan uji laboratorium pada air dan tanah warga, serta uji medis terkait dampak kesehatan yang dirasakan warga, termasuk anak-anak.

 

SendShareTweetShare
Next Post
Presiden RI Jokowi Widodo (Jokowi), (ist)

Presiden Jokowi Berhasil Bangun Infrastruktur Internet dan Program Sejuta Rumah

IMG 20220313 WA0006

Chairman Suharso Officially Opens North Sumatra DPW PPP Political Marketing Workshop

Berita Pilihan

Bertempat di Rumah Dinas Bupati, rombongan Ketua PBSI Tanjabbar bersama Pengurus Persatuan Bulutangkis Seluruh Indonesia (PBSI)

Ketua PBSI Tanjabbar Audiensi dengan Bupati Tanjab Barat

Dalam webinar “Ngobrol Bareng Legislator : Kreatif dan Produktif di Dunia Digital”. Anggota Komisi 1 DPR RI, Muhammad Farhan, S.E menjelaskan

Anggota Komisi 1 DPR RI Muhammad Farhan Sebut Ruang Digital Membuka Lebar Kreatifitas dan Produktifitas

Bupati Tanjung Jabung Barat Drs. H. Anwar Sadat, bersama Kepala OPD terkait meninjau langsung kawasan Eko Wisata Mangrove Desa Tungkal I

Kawasan Eko Wisata Mangrove Desa Tungkal Satu Perlu Adanya Perbaikan Akses

Img.20220909 062008 Chrome

Egy Maulana Vikri dan Witan Sulaeman Perkuat Timnas Indonesia Vs Curacao

IMG 20221001 WA0005 1

Setetes Darah Sangat Berarti, Prajurit Wijayakusuma Donorkan Darah

IMG 20220928 WA0012

Jokowi Dianugerahi Gelar Adat Kesultanan Saat Kunjungan Kesultanan Ternate

Wartalika

Narahubung: 0852-1167-1227, Email: redaksi.wartalika@gmail.com

PEDOMAN MEDIA SIBER»
NETWORK»

Member Saluran Berita Network (SBN)

  • CAKRATARA
  • JURNALHITZ
  • PORTALDESA
  • VOICE OF INDONESIA RAYA
  • WARTALIKA

Copyright © 2018-2023 WARTA LINTAS KOTA - Dikelola PT WJI GRUP

No Result
View All Result
  • Home
  • Kategori
    • Headline
    • Nasional
    • Megapolitan
    • Regional
    • Politik
    • Ekonomi & Bisnis
    • Kesehatan
    • Bersponsor
    • TNI
    • Polri
    • Jelajah
    • Opini
  • Tentang Kami
  • Redaksi
  • Pedoman Media Siber
  • Kode Etik Jurnalistik
  • Standar Perlindungan Profesi Wartawan
  • Privacy Policy
  • Disclaimer
  • Network

Copyright © 2018-2023 WARTA LINTAS KOTA - Dikelola PT WJI GRUP