Carut Marut Kemacetan di Perlintasan Kereta Api Stasiun Kalideres
WARTALIKA.id – Kemacetan di Jalan Semanan tepatnya di perlintasan kereta api Stasiun Kalideres, Jakarta Barat, mengalami carut-marut.
Dulu fasilitas kawasan ini sempat dibenahi diberlakukan rekayasa lalu lintas sebagai solusi sementara dengan memasang traffic cone dan MCB plastik. Tujuannya untuk mengurai kemacetan arus lalu lintas pada jam sibuk pagi maupun sore hari.
Tapi kini perlahan di persimpangan jalanan tersebut kembali ditenggarai sebagai pemicu kemacetan lantaran banyaknya laju kendaraan harus melambat karena tak sedikit pengendara motor yang ingin mendahului di putaran balik titik pembatas jalan.
Pantauan dilokasi, pembatas jalan berupa barier plastik belum cukup banyak untuk menjauhkan titik putar balik untuk mengatasi kemacetan dari lokasi putar balik saat ini.
Yudi, salah satu warga Semanan mengungkapkan jika dirinya sebagai pengguna kendaraan merasa terganggu oleh kemacetan yang kerap terjadi di perlintasan rel Stasiun Kalideres.
“Saya setiap hari kerja menuju Jalan Raya Daan Mogot pasti terjebak kemacetan hingga memakan waktu,” ujarnya, Kamis (23/11/2023)
Bahkan ia menilai, jika penyebab kemacetan arus lalu lintas dikawasan itu terjadi karena banyaknya pemotor ingin melintas di putaran balik.
“Macetnya juga karena banyak kendaraan motor yang memutar balik. Pokoknya semrawut bang, bayangkan saat jam sibuk kerja,” bebernya.
Senada diungkapkan Rini salah seorang pengendara sepeda motor lainnya. Ia menilai jika kemacetan di perlintasan rel Stasiun Kalideres selain putaran balik juga adanya angkutan umum kerap ngetem sembarang.
“Suka kesel liat angkot C15 suka pada ngetem sembarangan dipinggir jalan, belum lagi tiap harinya puluhan ribu kendaraan bermotor melintas di jalur ini. Kalaupun ada yang mengatur itu pun hanya beberapa petugas Dishub dibantu pak ogah,” katanya.
Warga lainnya juga mengakui jika kemacetan kerap terjadi adanya aktivitas truk barang muatan besar hingga truk peti kemas yang melintas. Padahal menurutnya, sepanjang jalan itu merupakan kawasan pemukiman padat penduduk.
Apalagi ruas jalan yang dilintasi truk tersebut tidak begitu lebar hanya terdiri dari dua ruas jalan.
“Truk-truk bermuatan besar yang melintas di tanjakan rel kerap menimbulkan dampak negatif. Selain laju kendaraan menjadi lambat juga rawan kecelakaan,” ungkapnya.
Dia pun merasa khawatir banyak kejadian truk peti kemas terguling di jalan karena membawa muatan yang terlalu berat.
“Ini koq aneh ada truk peti kemas lewat jalan pemukiman. Semestinya kawasan zonasi pemukiman hanya kendaraan seperti minibus atau roda dua yang diperbolehkan melintas,” jelasnya.
Berkomentarlah dengan baik dan bijak menggunakan facebook