WARTALIKA.id – Program Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Terpadu (P2EMT) saat ini tengah digenjot pelaksanaanya. Hal ini dikatakan Kepala Bidang Perekonomian dan Sumber Daya Alam Bappeda dan Litbangda Pemkab Maluku Tenggara, Ety Koedeboen saat ditemui di ruang kerjanya, Rabu 1 Desember 2021.

“Perhatian serius kami berikan kepada pelaku Pendamping Program Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Terpadu (P2EMT) tersebut, karena sudah banyak pemberian bantuan pemberdayaan dari tahun ke tahun kepada kelompok pemberdayaan disetiap Ohoi yang tersebar di 11 Kecamatan di Pemkab Maluku Tenggara,” ucapnya.

Namun, lanjut dia akan tetapi belum dapat dimanfaatkan secara maksimal dengan kesan ada yang berhasil tapi banyak juga yang belum tepat sasaran.

“Justru itu, Pemkab Maluku Tenggara melakukan rekrutmen 40 Sarjana Pendamping guna bertugas memberikan pendampingan kepada kelompok pemberdayaan di setiap Ohoi, baik Bidang Kelautan dan Perikanan, Bidang Ketahanan Pangan dan Pertanian, Bidang Pariwisata, Koperasi dan Disperindag agar mampu memanfaatkan bantuan tersebut secara maksimal,” beber Ety Koedoeboen.

”SPACEIKLAN”

Oleh sebab itu, menurutnya sebelum para Pendamping tersebut melaksanakan tugasnya perlu dibekali dengan kegiatan Penguatan Kapasitas tentang tugas pokok dan fungsi kerjanya, serta batasan-batasan dalam olah gerak disetiap ohoi terhadap Kelompok Pemberdayaan itu sendiri.

Lanjut dia, perlu dipahami bahwa program pemberdayaan ini ada dan tersebar di 192 ohoi di Pemkab Maluku Tenggara untuk menekan tingkat kemiskinan di Malra yang angkanya masih berada pada 16 persen lebih.

“Dan sesuai dengan RPJMD Pemkab Maluku Tenggara menghendaki agar pada tahun 2023 angka Kemiskinan di Maluku Tenggara sudah mendekati angka 0 persen,” harapnya.

Dengan demikian, guna mencapai angka tersebut pihaknya bekerja keras memberdayakan 40 orang personil pendamping Program Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Terpadu guna bekerja secara maksimal sesuai penugasannya.

“Para Pendamping tersebut sudah terseleksi melewati berbagai tahapan termasuk tahapan menyatakan komitmen dalam menjalankan tugasnya, sebagaimana layaknya dan bukan datang bermain-main karena dengan kapasitas yang baik pasti menghasilkan kinerja yang baik yang bermanfaat bagi masyarakat itu sendiri,” tutur Ety.

Sementara sektor-sektor ekonomi produktif sesuai karakteristik dan potensi adalah ruang partisipasi ekonomi yang dapat dioptimalkan bagi masyarakat.

Kendala dan upaya peningkatan pemberdayaan selama ini sangatlah kompleks, namun dua hal yang dianggap sangat penting untuk segera ditangani adalah; pertama belum adanya suatu model pemberdayaan yang benar-benar sesuai baik dalam konsep maupun mekanisme yang menjamin produktifitas usaha yang berdaya saing dan berkelanjutan.

Kedua belum optimalnya aspek pendampingan yang efektif dan efisien guna menyamping kelancaran dan produktifitas keberhasilan program pemberdayaan menuju kemandirian usaha.

Ety Koedoeboen berharap agar pendamping menunjukkan etika dan moral yang baik terhadap semua kelompok pemberdayaan. “Menjadikan diri sebagai inovator, komunikator yang baik dan bukan hadir untuk menjadi pot bunga,” tutupnya.