Lanjut Silaen, Hamas menyerang Israel bukan sekedar membuat letupan semata atau untuk mencari perhatian dunia, namun lebih daripada itu, sekiranya Israel tidak segera dibantu AS dan sekutunya maka Israel bisa saja hancur porak- poranda dihujani rudal- rudal yang sudah di persiapkan dengan waktu cukup lama, kita bisa lihat dengan base camp 70 meter dibawah tanah.

Demikian pula Jokowi dan kroninya mempersiapkan Paslon 02 seperti yang terlihat saat ini, secara amunisi atau logistik begitu berlimpah ruah, karena sudah disiapkan dengan waktu yang lama, kapital dikumpulkan jauh hari, apakah itu dikumpulkan lewat ‘pungutan atau bentuk setoran’, hanya Tuhanlah yang tahu, karena itu rahasia dapurnya Timses bukan dapurnya para relawan.

Akhir-akhir ini Jokowi banyak melakukan safari kunjungan ke luar negeri, itu dalam rangka memastikan dukungan atau setidak- tidaknya ‘netralitas’ negara luar, terhadap perhelatan pesta demokrasi yang sedang berlangsung di Indonesia, jadi Jokowi meng-agendakan kunjungan dengan (double agenda) disetiap kunjungan tersebut sebagai bentuk permintaan/permohonan dukungan dari negara sahabat yang dia bisa jadikan sekutu untuk memenangkan Putra sulungnya itu.

Jadi itulah salah satu ‘kuncian’ presiden Jokowi kepada negara lain, untuk memastikan tidak adanya atau sedang di intervensi. Kalau kekuatan politik dalam negeri, sepertinya Jokowi sudah memperoleh informasi akurat dari para pembantunya, lintas instansi terkait, jadi kemenangan paslon o2 buat presiden Jokowi dan antek-anteknya sudah dalam genggaman, “lagi- lagi dugaan Ketua Umum organisasi kemasyarakatan pemuda (OKP) itu.

”SPACEIKLAN”

Sekarang pertempuran politik tanpa amunisi (logistik) sama seperti memegang senjata bagus (orangnya militan; memiliki pengalaman dan jam terbang) tapi tidak punya peluru untuk menembak, maka secara hitungan manusia dapat dipastikan kalah dalam berperang. Pertanyaannya; Apakah kembali berperang pakai bambu runcing? Ini yang belum dapat rumusan di era modernisasi ini. Yang bisa menjawab pertanyaan tersebut sekali lagi hanya para pentolan Timses bukan para barisan Relawan.

Oleh: Samuel F Silaen
Direktur Eksekutif Lembaga Kajian Studi Masyarakat dan Negara (LAKSAMANA)